
Rakyatbicara.id-Jakarta, Kantor Berita RBN – Sejak bertugas di SMAN 56 selaku Kepala Sekolah Hirziah, M.Pd. dalam tiga bulan kelihatan sibuk tak menentu dan sangat fokus kepada pelaksanaan pekerjaan rehab gedung sekolah yang diduga untuk tujuan pemborosan uang Negara dan akibatnya merugikan Negara, dimana sejak bulan Oktober 2021 hingga bulan Januari 2022 saat berita ini diturunkan masih terlihat kesibukan kegiatan para tukang untuk melakukan pekerjaan rehab berat atas perpustakaan, dinding depan sekolah, kamar mandi dan wastafel, maupun sebagian lantai sekolah, ruang piket, teras dan gapura.
Sesuai dengan pantauan Kantor Berita RBN di lapangan, walaupun pada dasarnya tahun Anggaran 2021 seharusnya sudah tutup buku pada akhir bulan Desember 2021, tetapi pelaksanaan pekerjaan tetap berlangsung, dan hal tersebut menimbulkan tanda tanya, anggaran apa yang digunakan oleh Hirziah,M.Pd. untuk pekerjaan itu.
Dan lebih aneh lagi, padahal semua bagian yang direhab tersebut masih bagus karena belum lama juga direhap oleh Kepsek sebelumnya.

Diduga pekerjaan rehab tersebut menjadi prioritas dalam situasi pandemi saat ini, adalah untuk kejar target serta terindikssi pemborosan terhadap uang Negara dan diduga juga untuk perkaya diri Kepsek.
Saat dikonfirmasi pada hari Rabu tanggal 12 Januari 2022 di SMAN 56, Kepsek Hirziah,M.Pd. mengatakan bahwa anggaran yang digunakannya adalah dana BOS silva tahun 2021 sebesar RP.700.000.000 ( tujuh ratus juta rupiah) yang dikerjakan oleh 3 perusahaan selaku pihak ketiga. Namun demikian saat dikonfirmasi apa nama perusahaan kontraktor pelaksananya, Kepsek dengan gaya PPO (pura pura oneng) mengatakan tidak mengetahui pihak mana yang menjadi kontraktor yang mengerjakan pekerjaan dimaksud baik itu selaku rekanan/pihak ketiga . Menurut Kepsek, proyek ini akan berlangsung hingga bulan Maret 2022, tegasnya.
Di lain sisi terkait penebangan pohon, Hirziah juga melakukan penebangan pohon yang ada di lingkungan SMAN 56 Jakarta yang diduga tanpa adanya ijin untuk penebangan sehingga terindikasi langgar Perda DKI, dan hal tersebut juga menimbulkan tanda tanya, untuk apa tujuannya? lalu mengapa harus dilakukan pada saat proses belajar mengajar?
Saat hal itu dikonfirmasi , Hirziah mengatakan bahwa dana penebangan pohon tersebut merupakan dana pribadi dirinya sendiri dan bukan berasal dari anggaran sekolah. Adapun tujuan penebangan pohon itu tidak ada diterangkan selain hanya kata-kata bahwa pohon tersebut sudah tinggi dan takut tumbang, sementara mengapa harus dilakukan pada saat proses belajar mengajar dan tidak pada sore hari atau hari Sabtu Minggu, dikatakan bahwa hanya pada jam itulah ada waktu dari Dinas Pertamanan untuk melakukan penebangan pohon pohon penghijauan sekolah itu tanpa merinci surat tugas dari Dinas Pertamanan mana yang dimaksud.
Ketika dimintai pendapatnya selaku salah satu tokoh aktifis pegiat anti korupsi Benyamin Pelawi mengatakan bahwa permasalahan ini harus diusut tuntas oleh Inspektorat maupun Pidsus Kejaksaan atau Tipikor Bareskrim Polri tentang “dana Bos silva” tersebut, termasuk keterlambatan pekerjaan yang melewati tutup buku , bagaimana proses penunjukan rekanan pihak ketiga yang melakukan rehab dan kelengkapan administrasinya sesuai ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa dilingkungan pemerintah, termasuk uang pribadi yang digunakan untuk penebangan pohon. Menurutnya SMAN 56 ini sudah menjadi sorotan karena Kepala Sekolah terdahulu juga bermasalah dimana statusnya mengajar di SMAN 33 Jakarta tapi masih terdaftar di SMAN 56 Jakarta, ini sudah menjadi rahasia umum terutama di kalangan kedua Sekolah tersebut. Mengakhiri pendapatnya Benyamin mengatakan bahwa kelalaian mengakibatkan negara rugi serta menguntungkan orang lain juga dapat dipidana, bukan harus korupsi untuk pribadinya. Saat dilakukan RBN konfirmasi lanjutan via Whatsapp, Hirziah malah balik bertanya terkait berita terdahulu, ”siluman apa, siluman babi atau siluman anjing?” Apakah pantas WA seperti itu disampaikan oleh seorang Guru (digugu dan ditiru) apalagi menjabat sebagai kepala Sekolah? Sangat dipertanyakan perilaku SDM dari Kepsek. (Rolan/Rodeo)